Al-Tsaqafah Menggelar Wisuda Ke IV

Pondok Pesantren Luhur Al-Tsaqafah yang berada di bawah naungan Yayasan Said Aqil Siroj menggelar wisuda Ke-4 pada Sabtu (4/5), bertempat di Aula Pondok Pesantren Luhur Al-Tsaqafah, Ciganjur, Jakarta Selatan.

Sebanyak 28 wisudawan dan wisudawati berhasil menyelesaikan pendidikannya selama 3 tahun di Pondok Pesantren dengan rutinitas yang sangat padat, seperti menghafal Alquran, berbahasa asing, memperdalam kajian kitab kuning, teknologi serta sains.

Abuya Prof. Dr. KH Said Aqil Siroj, MA selaku pengasuh Pondok Pesantren Luhur Al-Tsaqafah menyampaikan bahwa saat sekarang ini santri harus mampu menguasai segala bidang keilmuan.

“Bukan saatnya santri hanya bisa mengaji, tapi sudah masanya santri mampu mengemban estafet perjuangan dengan menguasai semua lini keilmuan. Santri haruslah Yatlu ‘Alaihim Ayaatih, menguasai ilmu dan pengetahuan yang didapatkan di pesantren dengan baik dan benar,” tutur Pengasuh Pondok yang juga Ketua Umum PBNU itu.

“Santri juga harus Wa Yuzakkihim, mampu membangun karakter di masyarakat, karakter dia sebagai santri dan karakter dia sebagai alumni pesantren di masyarakat nanti,” tambah Abuya Said Aqil Siroj.

Selain, setelah penempaan diri tersebut, santri harus Wa Yuallimuhumul Kitaab, dapat menganalkan dan menyampaikan apa yang telah didapatkan di hadapan masyarakat nantinya.

“Yang terakhir, Wal Hikmah. Hikmah ini adalah anugerah Allah yang diberikan kepada hambanya yang dicintai-Nya. Hikmah mampu membuat manusia menjadi arif dan bijaksana dalam memandang dinamika kehidupan,” pungkas Abuya Said.

 Di akhir mauizhoh hasanah, Abuya Said menyitir dua bait puisi penyair Mesir, Ma’ruf Ar-Roshofi yang berbunyi:

‎إذا ما الجهل خيم في بلاد * رأيت أسودها مسخت قرودا
‎وخير الناس ذو حسب قديم * أقام لنفسه حسبا جديدا

  • Saat kebodohan mewabah di suatu daerah
  • Macan-macannya (tokoh/ulama) berganti para kera (generasi buruk)
  • Manusia terbaik adalah orang yang bernasab mulia
  • Dan mampu menciptakan kemuliaan bagi dirinya

Acara wisuda ini dihadiri oleh jajaran Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, wali santri, aparat TNI, Kepolisian, aparat pemerintahan dan tokoh masyarakat sekitar.