PSB Gelombang II Al-Tsaqafah: Akhlak Alasan Utama Calon Wali Santri

ALTSAQAFAH.ID – Antusiasme Penerimaan Santri Baru (PSB) Pondok Pesantren Luhur Al-Tsaqafah sudah terlihat sejak PSB gelombang pertama yang berlangsung pada bulan Februari 2023. Pada hari Minggu, 21 Mei 2023, Al-Tsaqafah kembali menggelar PSB. PSB gelombang kedua ini pun ramai, diikuti oleh 119 peserta dengan antusias.

Baca juga: PSB Gelombang Pertama, Ratusan Calon Santri Antusias Masuk Al-Tsaqafah

Banyak orang tua yang memilih pesantren sebagai tempat terbaik untuk pendidikan akhlak anaknya, termasuk Al-Tsaqafah menjadi pesantren yang terpilih.

Pak Rohadi asal Depok, memilih Pesantren Al-Tsaqafah sebagai tempat membina akhlak anaknya.

“Biar akhlak anak saya makin baik. Pendidikan di pesantren bisa jadi pegangan hidup. Zaman sekarang kan agak khawatir juga dengan pergaulan bebas,” ujar Rohadi.

Adapun Pak Kahfi, asal Bekasi, menceritakan dia juga lulusan pondok pesantren. Berdasarkan pengalamannya, Pak Kahfi ingin anaknya memiliki fondasi yang kuat dalam bidang ilmu agama atau akhlaknya.

Selain itu, Pak Budi asal Bogor, menekankan pada poin penting dalam pendidikan pondok pesantren, yaitu agar anaknya selain bisa mendapatkan ilmu umum, juga mendapatkan ilmu agama, adab, dan akhlak yang menjadi ciri khas pondok pesantren.

Ada juga yang memasukkan anaknya ke Al-Tsaqafah karena melihat Pengasuh Pondok Pesantren Luhur Al-Tsaqafah, K.H. Said Aqil Siroj. Selain latar belakang keilmuan beliau, manhaj keislaman ahlusunah waljamaah K.H. Said Aqil Siroj menjadi daya tarik bagi para calon wali santri supaya anaknya mengikuti jejaknya.

Sistem ujian PSB gelombang kedua diberlakukan sama seperti pada sistem ujian PSB gelombang pertama, yaitu dengan sistem CBT (Computer Based Test). Para peserta mengerjakan soal-soal berupa tes potensi akademik, matematika, bahasa Indonesia, dan logika gambar menggunakan handphone.

Bagi peserta yang ingin masuk MTs (Madrasah Tsanawiyah) harus melalui ujian tahfiz juz 30. Adapun bagi peserta untuk jenjang MA (Madrasah Aliyah) diharuskan mengikuti ujian tahfiz jus 29 dan 30, tahsin Al-Qur’an, kemampuan dasar bahasa Arab dan Inggris, serta membaca kitab kuning Fathul Qorib.

 

Reporter: Ali Akbar Kamil