Kiai Said Aqil Islamkan Orang Taiwan di Pesantren Al-Tsaqafah

ALTSAQAFAH.ID – Kamis (29/02/2024), seorang pria asal Taiwan memeluk agama Islam di bawah bimbingan Prof.Dr. K.H. Said Aqil Siroj, seorang ulama terkemuka sekaligus pimpinan Pondok Pesantren Luhur Al-Tsaqafah. Pengucapan dua kalimat syahadat dilakukan di Masjid Al-Tsaqafah dan disaksikan oleh para santri dan dewan guru.

Mualaf tersebut bernama Liong Qin Xie Lie asal Guangzhou, Taiwan. Liong mengatakan bahwa ia telah menetap di Indonesia, tepatnya di Bandung, sejak berumur 9 tahun. Ia menempuh pendidikan di Indonesia dan fasih berbahasa Indonesia dan Sunda.

Lion mengaku tertarik dengan Islam sejak tahun 1989 ketika ia belajar dari seorang kiai di Banten selama tujuh tahun.

“Suatu saat jika sudah bulat hati, tidak hanya yakin saja, tapi sudah haqqul yaqin. Silakan masuk Islam,” ucap Liong mengingat perkataan kiainya.

Melalui Gus Muhammad Effendi, Liong dipertemukan dengan K.H. Said Aqil Siroj. Menurutnya, Kiai Said memiliki kharisma dan keilmuan yang luar biasa. Ia merasa bahwa ada kesamaan antara Kiai Said dan kiai yang pernah mengajarnya dahulu.

“Mungkin ada chemistry dalam pertemuan saya dengan Kiai Said sehingga teringat guru lama,” ucapnya.

Di umur ke-53, Liong akhirnya memutuskan untuk masuk Islam dan mengubah namanya menjadi Haris Gunawan. Al-Tsaqafah menjadi tempat pilihannya dalam persaksian akan keislamannya.

“Karena kebetulan pertama saya sowan dengan Buya (Kiai Said) kan di Al-Tsaqafah. Alangkah baiknya saya juga diislamkan di sini,” jelasnya.

Haris Gunawan adalah salah satu dari banyak orang yang memutuskan untuk memeluk Islam di bawah bimbingan Kiai Said. Beberapa di antara orang-orang tersebut adalah Umar Suzuki Masayuki (2017), Ali Sakai Nobukazu (2017), Edy  Suwarno (2020), dan Darmadi (2022).

Hal ini menunjukkan bahwa Kiai Said memiliki pengaruh dan reputasi yang baik di kalangan masyarakat Indonesia dan dunia. Kiai Said juga menjadi contoh bagi banyak orang tentang bagaimana menampilkan Islam dengan cara yang santun, bijaksana, dan berwibawa.

 

Reporter: Kaysa Lana (11 IPA 2), Nashwa Nukhbah (11 IPS 2)